Start-up Ini Mampu Tekan Polusi Udara

19 Jan 2024 15.00 WIB


Teknologi Industri

Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) terus aktif membina tech start-up dalam program Startup4Industry sejak 2018. Terbukti start-up jebolan program tersebut telah mampu memberikan dampak nyata yang tentu bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, salah satunya menekan tingkat polusi udara.

Kasus polusi udara di DKI Jakarta terus disorot oleh berbagai pihak karena dinilai sudah masuk dalam kategori membahayakan kesehatan masyarakat. Tentu saja, hal ini membuat masyarakat pun cemas. Buruknya kualitas udara di Jakarta tersebut dipicu salah satunya oleh tingginya tingkat pelepasan senyawa-senyawa karbon ke udara.

Untuk mengurangi dampak serupa yang terjadi di kemudian hari, CV Ekologi Data Integra (Databiota), biotechnology dan deep tech company jebolan Startup4Industry, memiliki solusi untuk mendaur ulang senyawa karbon dioksida (CO2) dengan mengubahnya menjadi produk yang berkelanjutan.

Kasus polusi udara di DKI Jakarta terus disorot oleh berbagai pihak karena dinilai sudah masuk dalam kategori membahayakan kesehatan masyarakat. Tentu saja, hal ini membuat masyarakat pun cemas. Buruknya kualitas udara di Jakarta tersebut dipicu salah satunya oleh tingginya tingkat pelepasan senyawa-senyawa karbon ke udara.

Untuk mengurangi dampak serupa yang terjadi di kemudian hari, CV Ekologi Data Integra (Databiota), biotechnology dan deep tech company jebolan Startup4Industry, memiliki solusi untuk mendaur ulang senyawa karbon dioksida (CO2) dengan mengubahnya menjadi produk yang berkelanjutan.

Penekanan tingkat polusi di Indonesia juga didukung dengan kehadiran PT Lectro Energi Semesta (Matador Lectro) yang berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi Startup4Industry 2023. Perusahaan yang didirikan oleh anak bangsa ini fokus pada pembuatan baterai lithium di Indonesia ini berhasil membentuk sistem manajemen energi dan sistem manajemen baterai dengan teknologi tinggi.

Chief Marketing Officer Matador Lectro Romadhoni Muhammad mengungkapkan perusahaannya telah berkomitmen menurunkan emisi karbon dan berkontribusi untuk melawan perubahan iklim global.

“Sejak 2019 kami telah melakukan riset dan pengembangan teknologi baterai lithium dan mulai mengkomersialkan produk kami pada akhir tahun 2021, dan  kami berhasil mendirikan Matador Lectro, dengan membuat produk penyimpanan berbasis lithium dengan teknologi tinggi yang terintegrasi sistem IoT di Indonesia,” ungkapnya.

Romadhoni menjelaskan para pengguna baterai lithium ini merupakan produsen dari sepeda listrik, motor listrik, penerangan jalan dengan solar panel, genset dengan sistem baterai yang di-charge oleh solar panel, bahkan industri yang masih menggunakan gas maupun mesin listrik namun ingin mengubah menjadi sistem manajemen yang ditawarkan Matador pun juga bisa. Penggunaan baterai semakin bertambah seiring dengan peninggkatan penggunaan kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) di Indonesia secara signifikan dalam dua tahun terakhir.

“Tidak hanya kendaraan, contohnya saat kami melakukan implementasi dalam kompetisi Startup4Industry kemarin kami berhasil melakukan efisiensi pengeluaran mitra mencapai 20-30%. Kami membuat solar dryer dome yang bisa digunakan untuk pengeringan menggunakan dengan sistem solar panel dan baterai,” jelasnya.

Romadhoni mengatakan pelaku usaha batik tersebut kini dapat mengeringkan batik hingga 3 kali sehari dengan waktu kurang lebih 3 jam saja setiap pengeringan. Di mana sebelumnya, mitranya hanya bisa mengeringkan 1-2 kali sehari dengan waktu 5 jam sekali pengeringan. “Mitra kami cerita kesulitan saat masuk ke musim hujan dan ada resiko robek karena harus terburu-buru angkat apabila hujan tiba-tiba datang saat menjemur batik. Namun, sekarang mau pagi siang sore malam pun bisa,” katanya.

 




Bagikan :